Sinode
GKPB
NEWS
Sinode GKPB
Gereja Kristen Protestan di Bali
Jl. Raya Kapal No 20, Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali
Telp: (0361) 2747624 / 4425362 | Fax: (0361) 4424862 | Email: sinode.gkpb@gmail.com
Jokowi: “Dalam Keragaman Ada Kesatuan”

Penyelenggaraan Pesta Paduan Suara gerejawi (Pesparawi) bukan semata-mata pesta paduan suara rohani tapi acara ini adalah momentum untuk menegaskan kembali seruan bersama kepada seluruh anak bangsa, bahwa dalam hidup berbangsa dan bernegara, hidup kita harus berbuah.

Demikian sambutan Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI, saat membuka Pesparawi Nasional ke 11 di Stadion Mandala Remaja Karang Pajang, Ambon, Maluku, Selasa (6/10).
 

“Hidup kita harus seperti pohon yang menghasilkan buah yang berbiji. Buah tersebut adalah komitmen dan kesadaran religius kita untuk selalu ingat jati diri kita sebagai bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika,” kata Jokowi, yang didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, serta sejumlah menteri Kabinet Kerja. Dengan kesadaran itu, Jokowi meyakini, kita akan selalu ingat bahwa kita adalah bersaudara, bahwa kita lahir dari rahim ibu pertiwi Indonesia, dan harus harus berguna bagi sesama warga bangsa dan umat manusia di muka bumi.
 

Oleh sebab itu, dia mengaku sangat gembira ketika mendengar bahwa banyak peserta Pesparawi tinggal di rumah-rumah penduduk yang berbeda agama.”Itulah contoh langsung, contoh hidup dari tema Pesparawi ke-11 kali ini, yaitu ‘Sungguh Alangkah Baik dan Indahnya Hidup dalam Persaudaraan yang Rukun’,” tutur Presiden Jokowi. Jokowi juga menegaskan: “Bahwa keragaman kita sebagai bangsa, baik keragaman suku, keragaman agama, maupun keragaman budaya, melekat nilai-nilai untuk saling menghargai dan menghormati. “Dalam keragaman ada kesatuan, dalam keragaman itu melekat nilai-nilai basodara. Itulah makna dari Bhinneka Tunggal Ika.”
 

Dia menggambarkan, hidup ber-Bhinneka Tunggal Ika, sama halnya dengan paduan suara, ada yang bass, ada yang tenor, ada yang sopran, ada yang alto. Walaupun berbeda-beda, lanjutnya, tapi ketika semuanya menyanyi lagu yang sama, hasilnya adalah harmoni. “Keindahan bukan karena menyanyikan dengan nada yang sama tapi keindahan justru tercipta dari keragaman dalam harmoni. Ketika keragaman menjadi harmoni dan kesatuan, hasilnya adalah kekuatan yang tanpa batas,” tutur Jokowi.
 

Oleh sebab itu, Jokowi meyakini, apabila kita bersatu, segala persoalan kebangsaan yang sedang dan akan kita hadapi seperti perlambatan ekonomi global yang terjadi sekarang ini, pasti optimis dapat kita atasi. “Kita harus optimis menghadapi masa depan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Ibarat kapal besar, Indonesia harus mengarungi samudera, melewati ombak, melewati badai. Tapi karena semua bersatu, bergerak bersama maka semua rintangan itu akan bisa dilalui, dan akhirnya kita akan bisa mencapai tujuan yang kita inginkan bersama,” paparnya.
 

Pesparawi ke-11 di Ambon diikuti oleh sekitar 7.000 orang dan datang dari 34 provinsi. Jokowi berharap, pemerintah dan masyarakat Kota Ambon dapat menjadi tuan rumah yang baik.
 

“Tunjukkan bahwa Ambon adalah paduan suara yang hidup dalam harmoni. Tunjukkan bahwa di Ambon, Bhineka Tunggal Ika adalah nafas hidup bersama,” pungkasnya. (setgab.go.id)

Senin, 12 Oct 2015 | Oleh: admin sinode

disunting dari PGI