Sinode
GKPB
NEWS
Sinode GKPB
Gereja Kristen Protestan di Bali
Jl. Raya Kapal No 20, Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali
Telp: (0361) 2747624 / 4425362 | Fax: (0361) 4424862 | Email: sinode.gkpb@gmail.com
MASA RAYA HUT KE-92 GKPB

CARILAH TUHAN, CARILAH KEADILAN,
MAKA KAMU AKAN SELAMAT! (bdk. Zef. 2:3)
 
Dunia kini telah ada pada era pasca pandemic covid 19. Kurang lebih 2-2,5 tahun lamanya pandemic covid 19 telah menghantam kehidupan manusia dan telah membawa dampak yang luarbiasa dimana begitu banyaknya nyawa yang terengut, situasi perekonomian di banyak negara mengalami krisis yang parah. Tak terkecuali apa yang dialami oleh negeri kita, Indonesia.
Setelah sekian lama seluruh manusia dan kehidupan diatas bumi ini bejibaku dengan pandemic ini, kini kita dapat bernapas lega karena secara berangsur dituasi tersebut dapat diatasi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi serta pola hidup manusia yang semakin fasih dalam menghadapi virus yang satu ini.
Di Indonesia pandemic ini dianggap telah berakhir dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) oleh Presiden Joko Widodo. Keppres ini mulai berlaku pada 21 Juni 2023.
Apa yang dapat dikatakan mengenai keadaan ini? Tidak lain adalah “Puji Tuhan”. Karena masa sulit yang diakibatkan pandemic ini telah berakhir dan secara berangsur kehidupan ini mulai membaik dan membaik. Kesehatan masyarakat mulai membaik. Kehidupan perekonomian mulai membaik. Interaksi atar manusia satu dengan lainnya yang sebelumnya sangat dibatasi kini juga semakin membaik. Memang terhadap semua perubahan baik ini tidak ada kata lain yang pantas diungkapkan selain ungkapan “syukur” dan “puji Tuhan”.
Bagaimana dengan kehidupan menggereja kita, GKPB? Apakah akselerasi perubahan kearah yang membaik itu juga sedang terjadi? Kita tentunya berharap sedemikian. Akan menjadi hal yang fatal jika kehidupan menggereja kita tidak baik dan bahkan memburuk baik dalam hal kualitas pelayanan, finansial dan iman. Untuk mencegah hal tersebut terjadi rasanya sangat bijaksana jika kita semua insan GKPB – yang pada saat ini mengingat hari jadinya yang ke-92 – menggunakan momentum ini untuk bermenung dengan serius… sekali lagi dengan serius… agar kehidupan yang membaik akan terjadi melalui berkat dari Tuhan yang kita muliakan dalam persekutuan menggereja, GKPB.
Marilah kita bergumul dengan firman TUHAN yang dulu disampaikan nabi Zefanya kepada bangsa Israel dalam Zefanya 2:3 yang berbunyi: “Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN”.
Ada 3 imperatif (perintah) dalam teks diatas yakni: Carilah TUHAN – carilah keadilan – carilah kerendahan hati. Ketiga imperative itu disepadankan (disejajarkan) untuk saling menegaskan satu dengan lainnya. Maksudnya: mencari TUHAN = mencari keadilan /righteousness (menegakkan keadilan) = mencari kerendahan hati/meekness (hidup rendah hati/saling menghargai dan menghormati). Jadi mencari TUHAN itu harus dilakukan dengan dan didalam tindakan adil kepada sesame. Mencari TUHAN itu juga harus dilakukan dengan dan melalui hidup rendah hati antar sesame.
Carilah TUHAN – carilah keadilan ini adalah sebuah seruan yang bernas (tajam) yang ditujukan kepada umat Israel yang pada saat itu hidup tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. Mereka hidup dalam moralitas yang tidak benar. Pemerkosaan terhadap keadilan marak terjadi dimana-mana, keadilan diukur berdasarkan kekuatan penguasa dan orang yang punya uang, tindakan menghalalkan segala cara menjadi hal yang sudah biasa, pemerasan, penindasan dan kekerasan mewarnai kehidupan manusia. Demikianlah keadilan dalam realitasnya hanya menjadi “dagelan” atau lelucon (drama) yang tidak  lucu  dan hambar.
Dalam situasi demikianlah Zefanya tampil dengan seruan “RESTORASI” yang menyangkut pembaharuan dalam bidang rohani, mentalitas dan interaksi antar manusia. Zefanya mengajak Israel untuk menjadikan   Tuhan   sebagai   pusat   kehidupan. Mengapa itu penting? Karena bagi TUHAN realitas nyata harus menjadi realitas dimana keadilan itu diwujudnyatakan. Itulah sebabnya mencari Tuhan tidak bisa dipisahkan dari upaya kita mewujudkan keadilan/kebenaran (righteousness), termasuk tindakan nir-kekerasan (non-violence) dalam kehidupan diatas bumi ini. Semua itu mesti dilakukan dalam kerendahan hati - sehingga damai sejahtera itu terjadi.
Apa yang dapat kita lakukan kini dan disini pasca pandemi? Ya…, Kita mesti terus mencari TUHAN. Mengarahkan mata dan hati kita kepada Sang Sumber kehidupan. Agar kehidupan pasca pandemi ini menjadi kehidupan yang telah mengalami restorasi (pemulihan) dan menjadi berkenan dihadapan TUHAN sehingga terjadi seperti apa yang dikatakan Zefanya: “kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN”.
Mencari Tuhan harus dimulai dari diri sendiri kemudian keluarga, lalu gereja dan akan berimplikasi kepada masyarakat. Ingatlah bahwa Tuhan dan kebenaran-Nya tidak hanya berdiam dalam rumah-ibadat atau dikantor gereja, melainkan hadir di mana-mana.  Itulah sebabnya kita semua mesti memahami bahwa kebenaran dan keadilan adalah soal kehidupan yang nyata, menyangkut apa yang kita alami dan kerjakan. Ia menyangkut setiap perkataan dan tindakan kita baik rumah, di tempat kerja, ataupun ditempat pelayanan kita. Atau dengan perkataan lain mencari Tuhan itu tidak dapat dipisahkan dari hadir dan hidup dalam keadilan/kebenaran   dan dalam kerendahan hati. Inilah yang menjadi tugas kita sebagai Gereja Pembawa Keadilan yakni menghidupi keadilan itu sebagai bagian dari karakter kita. Karena dengan demikian kita sedang meniru karakter Allah, KEADILAN.
Dalam Perayaan HUT GKPB yang ke-92 ini, kita diajak untuk memahami dan menghayati bahwa Keadilan itu bukan terjadi dengan sendirinya – keadilan itu harus diperjuangkan. Keadilan itu harus dicari dan dihidupi. Dalam kerjasama dengan Deplapem yang lagi membangun semangat tanpa kekerasan, maka pada masa raya HUT GKPB ke-92 ini kita juga diajak untuk berjuang dan berkerja dengan spirit nonviolence (nir-kekerasan). Menjadikan spirit itu sebagai karakteristik secara pribadi, dalam keluarga sehingga itu akan tegak dan semakin nyata di GKPB. Semoga!
 
 
Dari refleksi diatas maka Tema dan Sub-Tema HUT ke-92 GKPB adalah:
Tema               : MENJADI GEREJA PEMBAWA KEADILAN
Sub-Tema       : CARILAH TUHAN - CARILAH KEADILAN, MAKA KAMU AKAN SELAMAT! (bdk. Zef. 2:3)

DIRGAHAYU GKPB YANG KE-92 - KIRANYA KEADILAN MENJADI SEMAKIN NYATA DALAM KEHIDUPAN GEREJA-NYA.
 
 

rabu, 18 Oct 2023 | Oleh: admin sinode

disunting dari OLEH : PDT. I KETUT EDDY CAHYANA, M.TH