Sinode
GKPB
NEWS
Sinode GKPB
Gereja Kristen Protestan di Bali
Jl. Raya Kapal No 20, Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali
Telp: (0361) 2747624 / 4425362 | Fax: (0361) 4424862 | Email: sinode.gkpb@gmail.com
Opini: Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan

Orientasi calon vikaris yang boleh saya jalani menjadi bekal yang sangat berharga bagi saya untuk lebih mengenal bentuk-bentuk pelayanan yang ada dalam lingkup Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB). Sejak memulai orientasi pada tanggal 1 Juli 2021 sampai dengan 31 Agustus 2021 saya telah boleh mengenal pelayanan di sekretariat, bidang keuangan, departemen dan bidang-bidang di dalamnya serta yayasan dan lembaga lainnya yang berada di bawah naungan sinode GKPB. Namun, kondisi pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, yang diteruskan menjadi PPKM level 4, tentu mengurangi kesempatan saya. Beberapa pelayanan di departemen maupun bidang yang biasanya turun langsung ke lapangan tidak dapat dilakukan, seperti di Departemen Pelayanan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat atau disebut juga Yayasan Maha Bhoga Marga (MBM) dan Departemen Kesaksian dan Pengembangan.

Tentu kondisi PPKM ini bukanlah keadaan yang diharapkan dan ideal dalam melaksanakan orientasi, tetapi tidak mengurangi maknanya. Melalui tahapan orientasi ini, saya dapat melihat bagaimana pengelolaan setiap bagian dan lembaga dalam lingkup GKPB serta bagaimana masing-masing bagian dan lembaga bersinergi dalam pelayanan. Sinergi dari masing-masing bagian dan lembaga ini tentu sangat dibutuhkan, terutama dalam menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini.

Melalui orientasi ini, saya juga dapat mengetahui isu-isu aktual terkait pelayanan di GKPB. Harus diakui, meskipun sejak kecil telah bergereja di GKPB, tidak banyak hal yang saya ketahui tentang pelayanan dalam lingkup sinode. Hal ini bisa saja karena saya yang kurang mencari tahu, bisa juga karena gereja tempat saya bergereja yang hanya merupakan gereja kecil yang jarang mendapatkan informasi terkait atau juga memang sosialisasi kepada jemaat yang belum maksimal. Apapun alasannya, setelah lebih memahami isu-isu maupun informasi dalam masa orientasi ini, saya berharap dapat juga membawanya dalam pelayanan kepada jemaat nantinya, sehingga informasi-informasi ini dapat diketahui dan digumulkan bersama. Dengan demikian tentu diharapkan jemaat dapat memberikan dukungannya serta meminimalisir kesalahan-kesalahan informasi yang berkembang.

Komunikasi memang menjadi hal yang patut diperhatikan dalam pelayanan, terutama dalam membangun sinergi antar bidang maupun lembaga. Dalam masa orientasi, saya sempat menjumpai permasalahan komunikasi, tepatnya ketika dalam masa orientasi di Departemen Pelayanan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat atau Yayasan MBM. Oleh karena surat mengenai masa orientasi saya ke departemen tersebut terselip akibat banyaknya urusan yang sedang dikerjakan di sana, sehingga pada hari pertama saya di sana terjadi kesalahpahaman akibat kurangnya koordinasi. Tentu hal semacam ini dapat ditanggulangi jika terjadi komunikasi yang baik antar lembaga. Misalnya, dari sekretariat mengingatkan kepada setiap lembaga yang akan menjadi tempat orientasi selanjutnya bahwa lembaga tersebut akan segera menerima calon vikaris yang akan melaksanakan orientasi. Begitu juga dalam pelayanan kedepannya, tentu penting sekali menjaga komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Dalam era digital seperti sekarang, potensi kesalahpahaman dalam komunikasi tentunya semakin besar. Dalam menggunakan media sosial misalnya, unggahan yang kita sajikan bisa jadi menimbulkan perspektif berbeda bagi rekan yang menerimanya. Begitu juga dengan pesan melalui Whatsapp yang mungkin ditanggapi berbeda oleh penerimanya karena perbedaan sudut pandang atau bahkan cara membacanya. Inilah pentingnya memiliki komunikasi yang baik, sehingga setiap kesalahpahaman dapat dibicarakan dari kedua belah pihak, dapat menemukan perspektif masing-masing untuk saling memahami.

Oleh: Kadek Dwi Prayoga Aditya (Calon Vikaris GKPB)

rabu, 08 Sep 2021 | Oleh: admin sinode