Sinode
GKPB
BLOG
Sinode GKPB
Gereja Kristen Protestan di Bali
Jl. Raya Kapal No 20, Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali
Telp: (0361) 4422726 / 4425117 | Email: sinode.gkpb@gmail.com
ACT (Abide, Commit, Thrive): Menghidupi Panggilan Iman di Tengah Arus Zaman

(Sebuah Refleksi untuk Pemuda Kristiyasa GKPB Pasca Temu Raya XII, 2-5 April 2025 di Wisma Nangun Kerthi - Pancasari)

Salam dalam kasih Kristus bagi seluruh Pemuda Kristiyasa GKPB!
Beberapa waktu lalu, dari tanggal 2 hingga 5 April 2025, kita telah bersama-sama merasakan kehangatan persekutuan dan berkat firman Tuhan dalam acara Temu Raya Pemuda Kristiyasa GKPB di Wisma Nangun Kerthi, Pancasari. Momen ini menjadi kesempatan berharga untuk saling menguatkan, belajar, dan bertumbuh dalam iman. Salah satu tema sentral yang kita gumuli bersama adalah ACT: Abide, Commit, dan Thrive. Tema ini bukanlah sekadar slogan, melainkan sebuah panggilan dan panduan praktis bagi kita, generasi muda Kristen, dalam menjalani kehidupan di era modern serba digital ini, yang penuh tantangan dan peluang.
 
Mari kita refleksikan kembali makna ACT dan relevansinya bagi perjalanan iman kita:
1.      Abide (Tinggal/Setia dalam Kristus)
Abide berarti tinggal tetap, menetap, atau setia. Dalam konteks iman Kristen, ini adalah panggilan fundamental untuk tinggal di dalam Kristus, sebagaimana yang Yesus ajarkan dalam Yohanes 15:4, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." Bagi kita, anak muda masa kini, "tinggal" dalam Kristus berarti membangun fondasi yang kokoh di tengah derasnya arus informasi, godaan gaya hidup instan, dan tekanan sosial. Hal ini berarti kita perlu menjaga relasi pribadi dengan Tuhan dengan meluangkan waktu secara konsisten untuk berdoa, membaca Alkitab, dan bersekutu dengan Tuhan. Di tengah kesibukan sekolah, kuliah, pekerjaan, atau aktivitas lainnya, disiplin rohani ini menjadi jangkar yang menahan kita tetap terhubung dengan Sumber Kehidupan. Kita tidak hanya membaca, tetapi merenungkan dan mengizinkan Firman Tuhan membentuk cara pandang, nilai, dan keputusan kita. Selain itu, penting untu aktif dalam komunitas iman (gereja, persekutuan pemuda, Persekutuan lainnya ) di mana kita bisa saling mendukung, belajar, dan dikuatkan untuk tetap setia.
 
Tanpa Abide, iman kita akan mudah goyah, kehilangan arah, dan menjadi kering. Tinggal dalam Kristus adalah sumber kekuatan, hikmat, dan kasih yang kita butuhkan setiap hari.
2.      Commit (Berkomitmen pada Panggilan)
Setelah memiliki fondasi yang kuat dengan tinggal dalam Kristus, langkah selanjutnya adalah Commit atau berkomitmen. Komitmen lebih dari sekadar setuju atau percaya secara pasif; ini adalah keputusan aktif untuk mengabdikan diri pada Kristus dan panggilan-Nya. Bagi pemuda Kristiyasa, komitmen ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, yakni :
a.       Komitmen pada Integritas.
Memilih untuk hidup jujur, benar, dan kudus dalam studi, pekerjaan, hubungan, dan penggunaan media sosial, meskipun itu berarti bisa berbeda dari ‘arus‘ dunia.
b.      Komitmen pada Pelayanan.
Menggunakan talenta, waktu, dan sumber daya yang Tuhan percayakan untuk melayani Tuhan dan sesama, baik di dalam maupun di luar gereja. Ini bisa berupa pelayanan musik, diakonia, penginjilan, atau advokasi keadilan sosial.
c.       Komitmen pada Pertumbuhan.
Terus belajar dan bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan kedewasaan rohani. Tidak puas dengan keadaan iman yang stagnan, tetapi terus berjuang menjadi serupa dengan Kristus.
d.      Komitmen pada Gereja.
Menjadi bagian yang aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bergereja, bukan hanya sebagai konsumen rohani, tetapi sebagai kontributor yang membangun Tubuh Kristus.
Komitmen membutuhkan keberanian dan ketekunan. Akan ada tantangan dan pengorbanan, tetapi dalam komitmen itulah kita menemukan makna dan tujuan hidup yang sejati.
 
3.      Thrive (Bertumbuh Subur dan Berdampak)
Ketika kita Abide dalam Kristus dan Commit pada panggilan-Nya, hasilnya adalah Thrive. Ini berarti bertumbuh subur, berkembang pesat, dan menghasilkan buah yang baik bagi kemuliaan Tuhan. Thrive bukan sekadar tentang kesuksesan ‘duniawi’, melainkan tentang:
 
a.       Pertumbuhan Karakter.
Menjadi pribadi yang semakin mencerminkan karakter Kristus: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23).
b.      Mengalami Kepenuhan Hidup.
Menemukan sukacita dan damai sejahtera sejati yang bersumber dari hubungan dengan Kristus, bukan dari keadaan eksternal.  
c.       Menjadi Berkat.
Hidup kita memberi dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita – keluarga, teman, komunitas, bahkan bangsa. Kita menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16).
d.      Memuliakan Tuhan.
Seluruh aspek kehidupan kita – studi, karier, keluarga, pelayanan – diarahkan untuk memuliakan nama Tuhan.
Bertumbuh subur adalah buah alami dari akar yang kuat (Abide) dan batang yang kokoh (Commit). Ini adalah tujuan indah yang Tuhan sediakan bagi setiap anak-Nya.
 
Sebuah Panggilan Berkelanjutan
Semangat dan pembelajaran dari Temu Raya di Pancasari hendaknya tidak berhenti di sana. Panggilan untuk Abide, Commit, dan Thrive adalah panggilan seumur hidup. Di tengah dunia yang terus berubah, mari kita jadikan ACT sebagai kompas iman kita.

  1. Abide. Teruslah rawat hubungan kita dengan Kristus, Sang Pokok Anggur sejati.
  2. Commit. Ambil langkah-langkah iman yang nyata, beranilah berkomitmen pada jalan kebenaran dan pelayanan.
  3. Thrive. Biarkan hidup kita bertumbuh subur dan menjadi kesaksian nyata akan kasih dan kuasa Kristus di dunia ini.
Kiranya Roh Kudus senantiasa memampukan kita untuk menghidupi panggilan ini, sehingga kita dapat menjadi generasi muda GKPB yang berakar kuat, berdedikasi penuh, dan berdampak nyata bagi kemuliaan nama-Nya. Teruslah berjalan dalam iman, harapan, dan kasih! (Pdt. Izak Rio H.B.)

Selasa, 08 Apr 2025 | Oleh: admin sinode