Kairos Course for Leaders: Misi sebagai Pusat Kehidupan dan Gereja
Denpasar, 21 Maret 2025 – Selama lima hari berturut-turut, dari 17 hingga 21 Maret, seminar Kairos Course for Leaders sukses diselenggarakan oleh World Partners. Seminar ini dirancang untuk menginspirasi, mengedukasi, dan mentransformasi orang percaya agar tidak hanya mengenal Kristus secara umum, tetapi juga memahami peran mereka dalam Amanat Agung Tuhan Yesus.
Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara utama yang berpengalaman di bidang misi, di antaranya Pdt. Dr. Pamuji, Ketua Umum World Partners; Pdt. Meski Guyen, Pembina World Partners; Pdt. Dr. Nimrod Faot, seorang dosen senior; serta Pdt. Biston Simanjuntak, seorang mobilisator misi. Para fasilitator lainnya turut mendukung jalannya seminar dengan berbagai sesi interaktif dan diskusi mendalam.
Diberkati untuk Menjadi Berkat bagi Bangsa-Bangsa
Mengangkat tema “Diberkati dan Menjadi Berkat bagi Bangsa-Bangsa”, seminar ini menekankan pentingnya peran setiap orang percaya dalam rencana keselamatan Tuhan. Salah satu materi yang paling berdampak menyoroti bagaimana misi bukan hanya tanggung jawab para misionaris, tetapi merupakan panggilan bagi setiap orang Kristen. Dalam pemahaman ini, setiap individu memiliki tugas seperti Abraham, yaitu menjadi berkat bagi banyak orang.
Kesadaran akan keterlibatan dalam misi semakin diperjelas melalui berbagai sesi diskusi. Para peserta diajak untuk memahami bahwa misi bukanlah sekadar salah satu bagian dalam kehidupan gereja, tetapi menjadi pusat dari segala sesuatu. Gereja yang berorientasi pada misi tidak hanya memperkuat kehidupan rohaninya sendiri, tetapi juga membawa dampak bagi komunitas yang lebih luas.
Tantangan dan Peluang dalam Misi Global
Seminar ini juga membahas tantangan terbesar dalam penginjilan, yaitu kurangnya keterlibatan langsung dari orang percaya. Banyak yang masih menganggap bahwa tugas ini hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu, padahal firman Tuhan telah memberikan jawaban yang jelas mengenai panggilan setiap orang untuk terlibat dalam misi.
Di tengah tantangan tersebut, peluang besar juga terbuka. Dunia yang semakin terhubung memungkinkan gereja-gereja di berbagai belahan bumi untuk bekerja sama dalam penginjilan. Sinergi antara gereja di belahan bumi Utara dan Selatan menjadi kekuatan baru dalam menyebarkan Injil. Kemajuan teknologi dan akses informasi yang lebih luas juga membuka kesempatan bagi misi untuk menjangkau wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Misi sebagai Pusat Kehidupan Gereja
Salah satu dampak utama dari seminar ini adalah perubahan cara pandang peserta terhadap peran gereja dalam misi. Jika sebelumnya misi sering kali dianggap sebagai bagian dari program gereja, kini semakin jelas bahwa misi adalah inti dari kehidupan gereja itu sendiri. Kesadaran bahwa orang percaya tidak hanya berperan sebagai saksi Kristus di lingkungan lokal, tetapi juga dalam konteks global, semakin menguatkan komitmen mereka untuk terlibat lebih aktif.
Peserta seminar menyadari bahwa gereja yang hanya berfokus pada dirinya sendiri akan kehilangan esensi dari panggilannya. Dengan memahami diri sebagai bagian dari tubuh Kristus yang lebih besar, mereka semakin terdorong untuk berperan dalam penginjilan, baik melalui doa, dukungan finansial, maupun keterlibatan langsung di ladang misi.
Membangun Kolaborasi dalam Misi
Selain memperdalam pemahaman teologis dan strategis tentang misi, seminar ini juga menjadi wadah bagi gereja dan lembaga misi untuk mempererat kerja sama. Kesadaran akan panggilan bersama dalam Amanat Agung menciptakan semangat kolaborasi yang lebih erat. Dengan mengesampingkan sekat-sekat denominasi, setiap peserta diajak untuk melihat bahwa tujuan utama mereka adalah sama: membawa kabar baik sampai ke ujung bumi.
Di penghujung seminar, banyak peserta menyatakan bahwa Kairos Course for Leaders telah menjadi pengalaman transformatif yang memperbarui cara mereka memahami dan menjalankan panggilan misi. Kini, tantangan sesungguhnya terletak pada bagaimana setiap individu dan komunitas dapat mengimplementasikan wawasan yang telah diperoleh dalam kehidupan nyata dan pelayanan mereka. Seminar ini bukan sekadar acara yang berakhir dalam empat hari, tetapi menjadi titik awal bagi gerakan misi yang lebih luas dan berdampak.
Jumat, 28 Mar 2025 | Oleh: admin sinode