Pada tanggal 5 hingga 8 Oktober 2023, Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) menjadi tuan rumah bagi acara yang sangat penting, yakni Regional Forum EMS (Evangelical Mission in Solidarity). Forum ini adalah wadah bersatu bagi gereja-gereja anggota EMS di Indonesia untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan program dan menghimpun berbagai masukan untuk program ke depan yang lebih baik dan implementatif bagi kemajuan gereja dan masyarakat dimana gereja ditempatkan oleh Tuhan.
 
EMS Regional Forum 2023 dimulai dengan ibadah pembukaan pada tanggal 5 Oktober 2023  bertempat di GKPB Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase, yang dihadiri oleh semua pimpinan Sinode (utusan) dari gereja-gereja  anggota regional forum, termasuk dari GKPB, juga  beberapa undangan dari gereja setempat. Pada kesempatan kali ini sapaan dan sambutan disampaikan  berturut-turut oleh Pdt. Ketut Sudiana, M.Th selaku wakil dari GKPB (host) yang dipercayakan untuk mengorganize pelaksanaan forum pada tahun 2023 ini. Kemudian oleh Mission Council Pdt. Dr. Hein Arina Ice (dari GMIM); selanjutnya oleh General Secretary EMS yaitu Pdt. Dr. Dieter Heidtmann dan Pdt. Dr. Djoko P.A. Wibowo.
 
Hari kedua pada tanggal 6 Oktober 2023 menjadi kesempatan bagi 11 sinode gereja untuk berbagi laporan tentang pencapaian, tantangan dan visi mereka dalam implementasi program dalam kerjamasam dengan EMS. 11 Gereja itu diantaranya adalah SAG Sulteng, GMIM, GTM, GEREJA TORAJA, GPIL, GPID, GEPSULTRA, GKSS, GKSB, GKPB dan GMIH. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Anggota Mission Council dari Indonesia. Dari konteks masyarakat Bali, para peserta diajak sharing mengenai sosio-philosophis “Menyama Braya”. Filsafat ini merupakan kearifan local (genius local) yang ada di Bali. Nilai-nilai yang terkadung dalam filsafat ini dikembangkan dan dibangun terus untuk membangun komunitas bersama di Pulau Bali khususnya terkait dengan relasi sosial orang Bali Hindu dengan orang Bali bukan Hindu dalam rangka menjaga Bali harmonis. Secara singkat implementasi dari filsafat ini adalah melihat dan menempatkan orang bukan Hindu sebagai saudara. Mereka dilihat seperti saudara sepenanggungan walaupun tidak memiliki ikatan darah. Sharing ini diberikan oleh Ida Penglingsir Putra Sukahet selaku ketua FKUB Provinsi Bali. Sharing ini menjadi refrerensi bagi gereja-gereja di luar Bali untuk bersama mewujudkan visi pelayanan yang saling mengasihi satu sama lain dan dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai.
 
Hari ketiga pada tanggal 7 Oktober 2023 seluruh peserta melakukan exposure ke Desa Catur, untuk  melihat proyek Universitas Dhyana Pura Bali dalam Kerjasama dengan EMS. Exposure ini sekaligus menjadi kesempatan untuk berekreasi dan menikmati keindahan panorama gunung dan danau Batur Kintamani. Dan pada malam harinya, para peserta  disuguhkan tari-tarian hiburan persembahan dari Divia Pradana Bhakti GKPB.
 
Dan hari terakhir pada tanggal 8 Oktober 2023, para peserta dibagi menjadi 10 kelompok untuk mengikuti ibadah di beberapa jemaat dilingkungan GKPB dan sekaligus memimpin pelayanan firman. Adapun 10 gereja diantaranya yaitu GKPB Jemaat Merta Urip Lukluk, GKPB Jemaat Galang Ning Sabda Cica, GKPB Jemaat Betlehem Untal-Untal, GKPB Jemaat Galang Buana, GKPB Jemaat Efrata Buduk, GKPB Jemaat Marga Pakerti Padang Tawang, GKPB Jemaat Gabriel Pegending, GKPB Jemaat Yudea Padang Luwih, GKPB Jemaat Hosana Kwanji dan GKPB Jemaat Tirta Empul Kerobokan.
Setelah acara ibadah Minggu, pada sore hari acara dilanjutkan dengan diskusi dan perumusan rencana program EMS ke depan. Peserta berkumpul untuk merancang strategi, tujuan dan inisiatif yang akan memandu pelayanan mereka dalam waktu yang akan datang. Terakhir, acara ini ditutup dengan ibadah penutupan yang juga menjadi moment berakhirnya masa kerja bapak Pdt. Erasmus sebagai SO (Support Officer) yang digantikan oleh ibu Pdt. Gustina lalu didoakan bersama pada ibadah penutupan.
 
Regional Forum EMS 2023 juga menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas antar-gereja anggota EMS dalam misi pelayanan gereja dan sosial. Dengan semangat dan pemahaman yang diperkaya, para peserta pulang kembali ke gereja masing-masing berbekal tekad yang kuat untuk melanjutkan perjalanan pelayanan bagi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan sesama manusia.