Sinode
GKPB
NEWS
Sinode GKPB
Gereja Kristen Protestan di Bali
Jl. Raya Kapal No 20, Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali
Telp: (0361) 2747624 / 4425362 | Fax: (0361) 4424862 | Email: sinode.gkpb@gmail.com
Kebersamaan Pendeta dan Vikaris GKPB

Area tempat parkir kantor sinode GKPB yang biasanya ramai oleh kendaraan tiba-tiba tampak lebih lenggang. Tenda berukuran sedang dengan puluhan kursi nampak menghiasi halaman utama. Bahkan kue-kue dan aneka jajanan khas Bali tertata rapi menghiasi meja-meja yang dinaungi tenda tersebut. Demikian juga dengan teh, kopi dan air hangat yang seringkali menjadi hidangan wajib untuk menjamu siapa saja yang  hadir nampak sudah tersedia. Ternyata, acara kebersamaan Pendeta dan Vikaris GKPB sudah siap dihelat oleh panitia yang bertugas.
 
Acara kebersamaan ini diselenggarakan pada Selasa, 20 Juni 2023. Hari itu dipilih sebagai hari terbaik dengan perhitungan agar pada Pendeta dan Vikaris masih memiliki waktu istirahat pada hari Senin usai pelayanan yang padat pada hari Minggu. Sedangkan, jika menunggu pertengahan atau akhir minggu maka jadwal pelayanan yang seringkali tidak bisa ditinggalkan sudah menunggu kehadiran mereka. Sebab itu, Selasa 20 Juni 2023, adalah hari yang terbaik.
 
Menjelang jam 8.00 pagi, nampak wajah-wajah segar dan penuh sukacita dari para Pendeta dan Vikaris GKPB berdatangan. Ada yang datang bersama rombongan wilayah pelayanan mereka. Dalam hal ini adalah rekan-rekan pelayanan dari Wilayah Bali Barat. Mereka bahkan menjadi yang pertama datang. Rupanya jarak yang jauh tidak mengurangi semangat mereka. Hal itu justru membuat mereka mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam mengikuti acara kebersamaan itu.
 
Melihat kedatangan mereka, salah satu panitia bertanya kepada Pdt. Yohanes tentang jam berapa mereka berangkat dari Blimbingsari. Pdt Yohanes menjawab, “Jam 5 pagi.” Memang dibutuhkan kurang lebih 3 jam perjalanan dari Blimbingsari sampai ke kantor sinode. Namun, untuk mempersiapkan diri berangkat jam 5 pagi, paling sedikit dari mereka sudah bangun jam 4 pagi. Sebuah persiapan yang penuh dengan dedikasi dan kerinduan untuk bertemu dengan rekan-rekan sepelayanan dari kependetaan di GKPB.
 
Demikian juga para Pendeta dan Vikaris lainnya dari berbagai wilayah pelayanan terus berdatangan. Semua panitia yang bertugas, yakni rekan-rekan dari Deptubin dan YTTB, nampak dengan ramah menyapa setiap yang datang. Jabat tangan, senda gurau dan hangatnya teh dan kopi menambah semarak keramahan itu. Demikian juga hidangan snacks yang disediakan menyempurnakan momen itu.
 
Tidak lupa, semua peserta diminta untuk mengisi daftar hadir. Sebab doorprize sudah menunggu setiap Pendeta dan Vikaris yang beruntung pada waktu hari itu. Panitia juga terus memastikan agar tidak ada dari undangan yang tidak mengisi daftar hadir. Nampak juga dalam sesi sapaan rekan-rekan Pendeta Emeritus yang dengan sukacita telah hadir di tengah-tengah kebersamaan ini. Bahkan beberapa mahasiswa praktek yang berasal dari kampus dan fakultas teologi yang telah bermitra dengan GKPB, turut hadir menyemarakkan kebersamaan ini.
 
Setelah acara snack pagi selesai, para panitia sie acara yang dikomandoi oleh Verry dan Fendy, memandu seluruh Pendeta dan Vikaris GKPB ke areal parkir di bawa pohon-pohon ketapang. Di sana berbagai games sudah disediakan untuk menambah keceriaan dan kebersamaan dari acara ini. Acara games ini dimulai dengan membuat lingkaran besar. Kemudian 2 kain yang berwarna hitam dan putih diikatkan kepada masing-masing 1 peserta dengan jarak tertentu.  Kain berwarna hitam diikat 2 kali dan kain berwarna putih diikat sekali. Kemudian lagu rohani diputar dan kain itu terus berpindah berlawanan dengan arah jarum dari satu peserta ke peserta lainnya. Ketika kedua kain itu bertemu di leher salah satu Pendeta atau Vakaris yang hadir, maka mereka harus maju ke depan untuk menerima hukuman tertentu. Nampak Vikaris Fajar dan Pendeta Kris, harus maju ke depan dan berjoget karena kedua kain itu bertemu di leher mereka.
 
Ternyata, permainan dengan kain berwarna putih dan hitam itu sarat dengan makna rohani. Kain putih menggambarkan Roh Tuhan. Sedangkan kain hitam menggambarkan dosa. Hadirnya Roh Tuhan adalah sukacita dan berkat yang sangat besar. Namun, hadirnya dosa adalah kerugian yang besar. Sebab itu, dosa harus segera disingkirkan dan kehadiran Tuhan harus menyentuh semua orang.
 
Demikian juga masih banyak games yang lain yang membuat peserta harus dibagi menjadi beberapa kelompok. Melalui games yang dikemas secara berkelompok, para Pendeta dan Vikaris kembali diingatkan untuk bekerja dan melayani sebagai sebuah tim di dalam Tuhan. Kekompakan, kerjasama, saling menyemangati satu sama lain mewarnai games itu. Para peserta nampak tertawa lepas dan penuh antusias dalam mengikuti games yang disediakan panitia.
 
Setelah acara games berakhir maka acara kebersamaan ini dilanjutkan dengan acara nyate dan ngerujak. Para Pendeta dan Vikaris pria tampak kompak mengambil pekerjaan nyate  ini, sedangkan pada Pendeta dan Vikaris perempuan nampak sibuk mempersiapkan hidangan rujak yang terdiri dari aneka buah-buahan segar. Aroma khas sate yang dibakar dan wanginya bumbu rujak terasa menghiasi atmosfer kebersamaan itu. Semua nampak bersukacita, sebab ini adalah hari ketika para tenaga pelayan GKPB dapat beristirahat sejenak dari rutinitas pelayanan yang padat di jemaat masing-masing.   
 
Setelah semua masakan untuk makan siang sudah selesai disiapkan, maka acara dihantar kepada puncaknya. Ibadah singkat dilayankan dengan menyanyikan sebuah lagu pujian dan pembacaan Puji dan Janji menghantar acara kebersamaan Pendeta dan Vikaris GKPB kepada momen syukur atas pertolongan dan penyertaan Tuhan kepada GKPB. Kemudian acara pun dilanjutkan dengan santap siang bersama.
 
Seperti yang sudah disebutkan diatas, acara tidak selesai dengan makan siang. Ada doorprize yang sudah menunggu pada peserta yang beruntung. Nomor urut absen peserta menjadi nomor yang diundikan untuk doorprize. Ternyata semua kalangan dari hadirin mendapatkan doorprize itu. Sebagian doorprize, jatuh kepada Pendeta-pendeta Emeritus. Sebagian lagi jatuh kepada Pendeta-pendeta aktif dan Vikaris-vikaris. Bahkan ada juga yang jatuh kepada mahasiswa praktek. Tidak lupa juga pembagian hadiah kepada kelompok-kelompok pemenang lomba diberikan setelah acara doorprize itu.
 
Acara kebersamaan ini nampak begitu indah. Namun terselip juga kerinduan yang belum terwujud sebab beberapa rekan-rekan Pendeta dan Vikaris yang berhalangan hadir. Diantara mereka ada yang masih dalam masa cuti, kedukaan, kondisi sakit, studi dan hal lainnya. Disamping itu, acara kebersamaan Pendeta dan Vikaris yang biasanya mengundang keluarga, belum dapat dilaksanakan karena terbentur soal dana. Namun demikian, sukacita dan kerinduan untuk berkumpul dalam kebersamaan selaku tenaga pelayanan di GKPB sudah diwujudkan. Sebuah kerinduan yang akhirnya terlaksana pasca redanya pandemi covid 19. Akhirnya, Sukacita, kebersamaan, canda tawa dan harus di kebersamaan ini ditutup dengan doa berkat oleh Bishop I Nyoman Agustinus, M.Th.

kamis, 22 Jun 2023 | Oleh: admin sinode